Minggu, 04 Januari 2009

KILAS LALU

Kilas Januari 1981


2 Januari 1981


Hari ini percetakan Ampat Lima yang mencetak buku Bumi Manusia, karya Pramodya Ananta Toer dipanggil oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan hari ini. Bersamaan dengan itu, secara lisan, percetakan itu dimita ujntuk menghentikan percetakan berikutnya. Petugas kejaksaan Rasjid SH. menyatakan bahwa permintaan tersebut berdasarkan instruksi dari Kadit Polkan Kejaksaan Agung, Susandi SH. tentang penghentian percetakan terhadap buku karya Pramodya, Bumi manusia. Buku ini ditulis oleh Pramodya saat menjalani masa tahanan di pulau Buru. Oleh pemerintah, buku karya-karya Pramodya dinilai membahayakan idiologi Pancasila karena mengandung isi pertentangan kelas dan merupakan karya bekas tapol yang dapat menimbulkan semangat pemebrontakan dan kontradiksi serta bisa menadi batu loncatan kembalinya PKI. Buku ini sebenarnya menarik untuk dibaca. Dan mungkin lebih menarik bila dibandingkan dengan Laskar Pelangi yang eksis jauh setelah terbit perdananya. Namun mungkin karena nasibnya yang kurang mujur, belum ada sutradara yang berminat memfilmkan Bumi Manusia. Namun demikian buku ini tetap terbit walaupun harus menunggu sekian waktu.



20 Januari 1981


Hari ini tepat pukul 12.30 WIB, Wilopo meninggal dunia pada batang usianya yang ke-71 tahun. Merupakan seorang politikus, pejuang dan negarawan. Ia menjadi guru Taman Siswa setelah lulus sarjana Hukum dan masuk ke Partindo yang juga turut membentuk Gerindo dan PNI. berbagai jabatan kementrian pernah dijabatnya, diantaranya Menteri Muda Perburuhan pada Kabinet Amir Syarifuddin, Menteri Perburuhan Kabinet Hatta, Menteri Perekonomian Kabinet Sukiman, bahkan Perdana Menteri RI pada periode 1952-1953 dan Ketua Konstituante (1955-1959). Peristiwa 17 Oktober 1952 terjadi masa ia menjabat perdana menteri. Kata-katanya yang terkenal yaitu "Politikus dan negarawan seharusnya menjadi satu dalam jiwa seorang patriot".



21 Januari 1981


Kapal penumpang Tampomas II akhirnya tenggelam pukul 12.42 WIB atau pukul 13.42 WIT. Kapal penumpang dengan bobot mati 2.420 ton itu tenggelam di Selat Makasar dekat pulau Masalembo, sekitar 220 mil laut menjelang Pelabuhan Tujuan Ujung Pandang. Kapal berangkat dari Jakarta 24 jam sebelum akhirnya kapal terbakar. Memuat 1.054 penumpang, namun menurut SAR, penumpang berjumlah 1.055, disamping 82 awak kapal. Sejumlah 566 penumpang dan awak kapal dapat diselamatkan pada hari ini. Sedang penumpang lainnya belum diketahui nasibnya. Kapal ini sebelumnya mengalami kebakaran sejak tanggal 19 Januari. Peristiwa ini merupakan catatan terburuk sejarah pelayaran bahkan sejarah transportasi Indonesia. {NR}

Tidak ada komentar: